Welcom to...........

HMI Komisariat Ahmad Dahlan I (ADI)

Sabtu, 14 Januari 2012

Pemikiran Ibnu Taimiyah



Corak pemikiran ibnu taimiyah bersifat empiris dan sekaligus Rasionalis. Empiris maksudnya bahwa ia mengakui kebenaran itu hanya ada dalam kenyataan, bukan dalam pemikiran. dan rasionalis dalam arti ia tidak mempertentangkan antara akal dengan naql (Al-Qur’an dan sunah yang shahih). Ia menolak logika sebagai metode berfikir deduktif yang tidak dapat digunakan untuk mengkaji materi keislaman secara hakiki. Karena baginya ajaran agama sangat rasional dan dapat dipertanggung jawabkan oleh akal. Ibnu taimiyah merupakan ulama yang banyak memberikan pembaharuan khususnya dalam bidang agama. Pembaharuan dalam bidang ilmu agama yang dilakukan oleh ibnu taimiah, antara lain:
Pertama  pemurnian paham tauhid, ia menentang segala bentuk penyakit TBC (takhayul, bid’ah, dan khurafat) menurutnya akidah yang paling benar adalah akidah salaf, akidah yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Ia menolak mempersamakan sifat Allah dengan sifat makhluk, dan ia berpendapat bahwa sifat Allah tanpa tamtsil dengan makhluk apapun. Allah adalah tuhan yang satu dan tidak dapat dipersamakan dengan makhluk manapun baik dari sifatnya maupun wujudnya. Beliau juga menentang pendapat yang mengatakan bahwa yaad yang dimiliki Allah seperti yaad yang dimiliki manusia. Karena Allah maha sempurna, sedangkan manusia adalah makhluk yang penuh dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sangatlah tidak mungkin sesuatu yang sempurna sama dengan yang tidak sempurna.

Mencoba Membaca Tujuan HMI


 
Dalam perjalanannya, Rumusan Tujuan HMI mengalami beberapa kali perubahan, yang dapat di bagi sebagai berikut:
  • Hasil Rapat 5 Februari 1947 oleh para pendiri, yaitu: (1). Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan Mempertinggi Derajat Rakyat Indonesia; dan (2). Menegakkan dan Mengembangkan Agama Islam. Lahir pada masa itu jelas menunjukkan HMI adalah anak kandung revolusi sekaligus anak kandung umat Islam Indonesia yang resah atas gelagat sejarah. Dengan pertimbangan bahwa Islam tidak akan berkembang, bila Indonesia berlum lagi merdeka. Seperti diketahui rentang waktu 1945 s/d 1949, Belanda masih melakukan Agresi Militer, hingga mempertahankan kemerdekaan republik menjadi suatu prioritas.
  • Hasil Ketetapan Kongres I HMI di Yogyakarta, 30 November 1947, yang tertuang dalam Pasal 4 AD, membalik rumusan menjadi: (1). Menegakkan dan Mengembangkan Agama Islam; dan (2). Mempertinggi Derajat Rakyat dan Negara Republik Indonesia. Walau baru 9 bulan, ternyata HMI lebih memilih menjadi Anak Umat daripada Anak Bangsa.

TRADISI KEILMUAN MUSLIM



Belakangan ini muncul opini bahwa tradisi keilmuan  muslim kini cenderung tidak mampu merespon kebutuhan dan tantangan zaman, bahkan merekayasa dan memberi sumbangan bagi pemantapan peradaban umat manusia yang egaliter, demokratis dan humanis. Anggapan bahwa sesuatu hanya akan mendapat balasan berupa pahala atau dosa di akhirat saja, sementara akibat perbuatannya di dunia adalah semata-mata karena hukum alam. Orientasi berpikir teologis-normatif ini, tentu saja memisahkan antara kehidupan di alam nyata dan akhirat. Pola pikir teologis-normatif yang menempatkan keberadaan Allah Swt sebagai segala sesuatu yang melepaskan dari dunia realitas, Hal ini mengakibatkan dinamika keilmuan menjadi tidak mempunyai rule sebagai usaha untuk mensejahterakan umat.

Apa yang kita ucapkan akan menguap, sedangkan apa yang kita tulis akan abadi



“ Sebuah Karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya.
Jika anda gagal, teruslah berkarya.
Jika anda tertarik, teruslah berkarya.
Jika  anda bosan, teruslah berkarya.”
(Michael Crichton)

Menulis adalah suatu aktivitas untuk menuangkan gagasan, ide, informasi keluhan dan apa pun yang dirasakan atau ditemukan oleh panca indera melalui sebuah rangkaian huruf dan kata. Berbeda dengan ungkapan lisan tentunya akan lebih cepat menguap dan oleh pendengarnya sedangkan apa yang ditorehkan melauli tulisan akan abadi. Helvy Tiana  Rosa pendiri dari FLP (Forum Lingkar pena) dalam sebuah seminar pernah mengatakan dalam suatu forum bagaimana R.A Kartini terus harum namanya dibandingkan Dewi Sartika dan Rahma el-Yunusiah orang perempuan konon mereka berdua  semasa hidupnya telah cukup sukses mendirikan sekolah. Sedangkan R.A Kartini tidak hanya saja ia mampu menuliskan catatan-catatan pemikirannya. Dan akhirnya beliau lebih kita kenal sebagai seorang tokoh emansipasi wanita sampai sekarang ini. Hal ini jugalah  yang mengingatkan kita apa yang disampaikan oleh seorang yang dikenal tidak hanya 'alim tetapi juga cerdas intelektualn dimasa Kahalifah Rasidin yakni Ali Bin Abi Thalib mengatakan Ali bin : “ Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Ini berrti ilmu itu akan segera meninggalkan pemiliknya apabila tidak segera mengikatnya yakni dengan cara menuliskannya. Begitu juga seorang ulama besar pengarang kitab Tafsir Qurtubi ada mengatakan Qatadah, seorang ulama salaf dalam tafsir Qurtubi “ menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah…
Hal yang baik sebagai inspirasi adalah pengakuan pengarang buku Joanne Kathellen (J.K.) Rowling, penulis novel best seller , Harry Potter. “saya orang yang luar biasa beruntung, melakukan apa yang saya cintai di dunia. Saya yakin bahwa saya selalu menjadi penulis. Sungguh menyenangkan bahwa karya saya telah dipublikasikan. Hadiah terbesar bagi saya adalah antausiasme para pembaca”
Didalam Al Qur’an , kata kerja “Kataba” (menulis) beserta  kata bentukannya disebutkan sebanyak 303 kali. Sedangkan kata “qaraa” (membaca ) terdapat sebanyak 89 kali. Kata Qalam (pena/alat tulis) disebutkan lima kal. Perbandingan kata “qaraa” dan “ kataba” 1-4  ( Abdul Mu’ti: 2003)

Sementara kata pena satu surat al- Qalam dibuka dengan huruf “Nun” hal itu menurut R. Guenon dala bukunya The Mistery of the Letter Nun yag dikutip Sayyed Hossein Nasr dalam bukunya Spritualitas dan seni dalam Islam bahwa huruf “Nun” yang ada dalam tulisan Arab menyerupai sebuah tempat tinta, memberikan Isyarat bahwa daripadanya segala sesuatu yang ada di dunia ini di tulis di Al-Lauhul Mahfudz. Hurup ini juga menyerupai sebuah kapal  yang mngangkat kemungkinan-kemungkinan suatu peraturan dan perkembangan yang akan diciptakannya.

tentunya menulis dan membaca tidak dapat dipisahkan  bagaikan dua sisi mata uang. Yang menarik adalah urutan turunnya ayat Al Qur’an tersebut . Imam Al-Khazin didalam tafsirnya yang bernama Al-Khazin Al Musamma Libabi Al-Ta’wil fi Ma’ani Al-Tanzil (1995) menjelaskan, dua surat atau ayat yang pertama  kali diturunkan adalah Al’alaq (QS.96) dan Al Qalam (QS. 68). Didalam ayat tersebut kata “qaraa dan “qalam”  yang berarti kegiatan membaca dan menulis disebutkan diawal surat. Hal ini mengandung pesan bahwa aktivitas membaca dan menulis memang berangkai atau tidak dapat dipisahkan.
begitu juga apa yang diungkapkan ordon Smith, Politikus Inggris Abad ke-18  (Romli, 2009) “Membaca tanpa menulis, ibarat memiliki harta dibiarkan menumpuk tanpa dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeduk air dari sumur kering. Tidak membaca dan tidak menulis, ibarat orang tak  berharta  ke dalam sumur penuh air.”

Gagasan yang coba di tuangkan oleh Komisariat Ahmad Dahlan 1 menulis seminggu sekali  dalam rapat program kerja, ini adalah sebuah terobosan dan tantangan bagi pengurus baru maupun kader HMI yang sangat penting karena selama ini budaya menulis sudah mulai memudar dari goresan tangan kader-kader HMI. Ketua Umum PB HMI priode 1997-1999 Bung Anas Urbaningrum  perlu mengigatkan kembali kepada para kader-kader HMI  saat menjadi pembicara di kongres ke-27 HMI di Depok.
Tradisi intelektual itu, menurut Anas, bisa dibangun dengan memperkuat beberapa hal. Pertama, memperkuat tradisi membaca. Membaca, harus dijadikan 'fardhu ain'. Sebab, kalau digeser menjadi 'fardhu kifayah', akan cenderung diwakilkan kepada yang lain.
Kedua, kata Anas, adalah tradisi menulis. Tradisi ini harus dipaksa untuk bisa dilakukan semua kader. Menurutnya, tradisi menulis ini tidak perlu diganti dengan tradisi menulis SMS.
Sedangkan yang ketiga, adalah tradisi berdebat. Namun, Anas mengingatkan bahwa tradisi berdebat ini bukanlah berdebat secara kusir, tetapi debat yang akademik dan rasional. Ketiganya, merupakan cara-cara strategis yang sangat penting dilakukan kader-kader HMI. ". tradisi itelektual inilah yang melahirkan cendikiawan maupun pakar dibidang ilmu pengetahuan,s osial dan politik dan lainnya yang yang dapat mengaktualisasikan kemampuannya sebagai kader ummat maupun kader bangsa.

simbol HMI juga terus mengingatkan yang melambangkan pena berarti mempunyai filosofi bahwa kader-kader HMI harus dapat menuangkan kemampuan inteektualnya dalam bentuk tulisan
Gordon Smith, Politikus Inggris Abad ke-18  (Romli, 2009) “Membaca tanpa menulis, ibarat memiliki harta dibiarkan menumpuk tanpa dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeduk air dari sumur kering. Tidak membaca dan tidak menulis, ibarat orang tak  berharta  ke dalam sumur penuh air.”
“Di manapun saya menemukan tempat untuk duduk dan menulis, disitulah rumah saya Qatadah, seorang ulama salaf dalam tafsir Qurtubi “ menulis adalah nikmat termahal yang diberikan oleh Allah, ia juga sebagai perantara untuk memahami sesuatu. Tanpanya, agama tidak akan berdiri, kehidupan menjadi tidak terarah…” (Hudiata , 2005)
Tentunya keinginan menghasilkan karya terutama dalam bentuk tulisan haruslah dilandasi motivasi yang tinggi, karna tanpa motivasi hanya sekedar wacana yang berlau .ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memotivasi seblum menulis adalah  pertama agama mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan yang bermanfaat harus disebarkan kepada orang lain kaena hal tersebut merupakan sebuah ibadah. Kedua, menyembunyiksan ilmu dengan tidak mengajarkannya apalagi dengan niat untuk merahasiakannya adalah dosa. Ketiga Menyebarkan ilmu yang bermanfaat dapat menjadi perwujudan rasa syukur ata ilmu yang telah diberikan oleh Allah . dengan bersyukur tentunya Allah akan menambah nikmat-nikmatnya  (Mudrajad 6)
  Witing bisa jalaran saka kulina  Anda akan bisa menulis apabila anda sudah membiasakan diri (atau memaksakan diri bagi pemula )
Bukan Piramid dan tembaga ,
Bukan pula batu nisan dari perunggu,
Mereka bangun untuk dirinya.
Cuma Tulisan dan ajaran yang mereka wasiatkan.
(puisi Mesir Kuno)

 
“ Sebuah Karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya.
Jika anda gagal, teruslah berkarya.
Jika anda tertarik, teruslah berkarya.
Jika  anda bosan, teruslah berkarya.”
(Michael Crichton)

Sumber Inspirasi :
Mudrajad Kuncoro mahir menulis kiat jitu menulis Artikel Opini, kolom dan resensi Buku              
Badiatul Muchlisin Asti Berdakwah dengan Menulis Buku Buku Laris, Rezeki Manis, Media Qalbu 2004 Bandung 

Ditulis Oleh : Agus Salim Nasution

Adigang Adigung Adiguna



Ungkapan Adigang  Adigung Adiguna sangat populer dalam masyarakat jawa. Ungkapan ini berisi nasehat agar seseorang tidak memilki watak angkuh atau sombong sebagaimana watak  yang dimiliki oleh binatang  yang tersirat dalam ungkapan tersebut. Adigang adalah  gambaran watak bainatang kijang yang menyombongkan kecepatan atau kekuatana larinya. Adigung menggambarkan watak binatang gajah yang karena besar tubuhnya selalu merasa menang dibandingkan binatang  lainnya. Adiguna sebagai gambaran watak binatang ular yang menyombongkan diri karena memiliki racun yang ganas dan mematikan.
Sebagai manusia yang mengakui bahwa hidup memerlukan orang lain maka seseorang hendaknya menjauhi watak menyombongkan kekuatan,kebesaran tubuh,dan kewenangannya. Dan sudah selayaknya manusia memiliki watak rendah hati atau orang jawa sering menyebutnya andhap Ashor.
Seorang yang memiliki kekuatan dan kemampuan fisik tidak sepatutnya berwatak sombong, seperti sombongnya kijang dan memanfaatkan kekuatannya untuk merugikan orang lain demikian pula orang yang memiliki tubuh bbesar tidak selakyaknya meniru sombongnya gajah yang menggunakan kebesaran tubuhnya untuk memaksakan kehendaknya untuk menindas orang yang bertubuh kecil.Juga tidak sepatutnya orang yang memiliki kekuasaan sehingga ucapannya dijadikan panutan dan pedoman bagi orang lain bawahan atau anak buahnya,  bersikap menyombongkan dirinya  sebagaimana watak sombong binatang ular, yang dengan racun yangdimiliknya menyelakai orang.
Tidak sepatutnya seorang pejabat yang memiliki kekuasaan supaya jangan menggunakan kekuasaannya untuk menindas orang disekitarnya yang hanya untuk memenuhi kepentingannya sendiri semata. Karena kekuasaan yang diembannya  hanya merupakan  amanat dari masyarakat yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dengan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas hendaknya jangan menyombongkan ilmu pengetahuannya untuk menghina orang yang disekelilingnya. Sepatutnya orang tersebut menyadari bahwa ilmu yang dimilkinya belum sempurna dan orang tersebut merasa dirinya kecil lantaran lautan ilmu terlalu luas sementara ia hanya memahami sebagian kecil saja.

     Untuk menghindari watak adigung adigang adiguna,seseorang juga diingatkan oleh ungkapan aja dumeh (jangan sok). Ungkapan ini merupakan kendali agar seseorang tidak memiliki watak sombong dan sewenang-wenangnya. Ketika menjadi pemimpin, janganlah menyombongkan diri karena jabatannya. Kekitika menjadi penguasa janganlah menyombongkan diri karena kekuasaannya, ketika memilki kepandaian yang lebih jangan sombong akan kepandaiannya, dan sebagainya. Karena semua itu hanya titipan yang sewaktu-waktu akan lepas jika allah menghendaki. Semua nya itu sebaiknya dipandang sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara baik. Dengan demikian, seseorang akan tumbuh sebagai pribadi yang semakin lama ssemakin arif dan rendah hati.

Oleh: Taufikurahmat


Sabtu, 07 Januari 2012

PRA WACANA 'Sekedar Mengetuk Hati"


Pada dasarnya manusia hadir berharap memberi kebahagiaan bagi diri serta manusia lainnya. Rasa ego dan sebaliknya kalau dapat menyatu dalam diri manusia akan melahirkan keseimbangan. Terkadang keseimbangan terasa  amat sulit menjadi satu, lebih menonjol sisi negatifnya pada akhirnya berdampak  corak hidup yang cenderung pada individual. Mengejar hidup yang mengarah pada sisi individual tidak memberi ruang bagi manusia untuk berkata salah, sebab itu bagian tujuan hidup manusia. Sebagai mahluk sosial yang memiliki kepekaan terhadap manusia lainnya tidak layak bagi dirinya untuk terus berbicara tentang kepentingan diri, namun kita harus dipaksa untuk berbicara tentang manusia lainnya, yang saya maksud adalah manusia itu harus memiliki kepekaan tentang kehidupan orang lainnya.
 Saya mengajak kawan-kawan membuka mata lebar-lebar melihat sekeliling kita, apakah kehidupan mereka sama seperti kita atau sebaliknya? Kehidupan kita sekarang sangat layak dibanding yang di luar. Derasnya arus globalisasi memaksa kita menjauh dari kehidupan sosial serta memangkas jiwa solidaritas yang sengaja dirancang oleh system rekayasa yang melahirkan kebenaran semu. Kebenaran sosial hari ini menjadi kontroversi yang berdampak pada lahirnya sekte, perbedaan, perpecahan yang berdampak pada hilangnya satu kesatuan diri sendiri dan orang lain dapat yang berimbas pada hasrat yang tak terkontrol sebab terkuasai oleh nafsu yang tak  bersandar pada kebenaran mutlak namun pada kebenaran semu. Kebenaran semu inilah yang dijadikan sebagai standar kebenaran mutlak yang mana itu terlahir dari sebuah rekayasa demi  mengukuhkan kekuasaan. Tidaklah salah kalau negara kita hari ini belum menemukan titik temu penyatuan sebab bukan dari sumber kebenaran mutlak namun sebaliknya. Dari tahun-ketahun kita mendapat sejarah yang memiliki banyak kontroversi yang tak berujung dan berakhir dengan sejarah baru,  penuh perdebatan dan tidak bertemu pada satu titik yang kita harap. Sejarah yang sesungguhnya kini tak lagi terangkum dalam lembaran, namun yang nampak hari ini hanya sejarah yang tak bernilai . Apakah hari ini kita mengetahui sejarah yang sesungguhnya?  Kalau  belum terjawab maka tidak heran hari ini manusia belum berjalan sesuai rulenya. Sampai kapan kondisi ini terjadi ditambah lagi generasi-generasi abad 21 yang hanya mejadi korban rekayasa. Mereka bangkit bukan untuk kepetingan orang lain, namun hanya dirinya sendiri, tantangan hari ini lebih berat dari generasi sebelumnya. Kita sekarang tidak bisa berharap pada apapun, namun harapan itu ada pada diri kawan-kawan semua. Saatnya kita membuka seluas-luasnya pandangan untuk mencari kebenaran sebab kita hari ini memiliki keyakinan akan menemukan kebenaran yang standar pada nilai sesugguhnya. 
Harapan kita, semoga kita lahir bukan sebaga generasi yang tertutup, semoga kita besar dengan jiwa solidaritas, bukan generasi yang mengedepankan individual. Mari membuka serta mengetuk hati untuk berbicara sosial, pikiran kita yang tercurah dalam benak menjadi benih bahwa kita semua adalah generasi pembaharu bukan generasi kolot yang cenderung pada  
kekuasaan individu atau kelompok. Kalau saja hari ini kita telah membuka pandangan kita jauh kedepan mungkin kita akan sadar banyak hal, namun banyak dari kita belum mau membuka diri untuk membuka pintu kesamaan yang menyatukan perbedaan, terus larut dalam satu pandangan mengarah pada satu sekte dan terangkum menjadi generasi konservatif, mari  Sejenak menyingkir dari satu pandangan menerima segala pandangan untuk menampung segala perbedaan.
SAATNYA HADIR MEMBERI, MESKI HANYA SETITIK.

Oleh: Rakanha Rauf

MENEROBOS KEBUNTUAN


 

Tak harus berdamai dengan suasana
Langkah kaku tak henti menghampiri
Penat terasa di diri
Berharap lepas segala beban
Ingin Mangakhiri segala penat
Berhenti dengan segala aktifitas
coba cari suasana
lepas segala penat
Tawa ceria bertebaran
Candaria hiasi taman
Wajah riang penuh pesona

Seketika Sosok pengais alihkan segalanya
Tawa penghias berubah hening
Wajah riang hadirkan yang tak semestinya
Serentak diam-tak bersuara
Alihkan pandangan penuh angkuh 
 Tak tertitip iba sedikitpun
Tak hadirkan suasana riang
Dilangkahnya  penuh angkuh
Tiada berat terasa didiri
Hanya hina yang terlintas
Lepas tawa penuh ceria
 Sang pengais hanya senyum dan berkata

Itulah …… Manusia …… modern
……… Manusia abad 21 ……..
- tak ber_Tuhan -  tak beridentitas
Manusia Krisis kritis – terbawa arus global yang sesat
……. Manusia produk ……..
K A P I T A L I S

Semoga...
Hidupmu cukup dengan kecukupan  serta bahagia selimuti  jiwa
Semoga hari-harimu ceria












                






                                                      

                                        

















                                                                               
MENEROBOS KEBUNTUAN
           Kejumudan yang memuncak memberi hasrat pada diri untuk tetap bertahan, tetap memaksakan diri merebut dan selanjutnya melawan kejumudan itu sendiri. Gerilya pikir membawa pada asas mendasar dan berharap dapat segera menjawab kebuntuan kuat yang menjadi palang kreatifitas. Penggunaan dasar rasio sebagai pengarah yang akhirnya menjadi dasar pijak, dasar bijak serta dasar dialektika retoris yang memberi rumus tak terbantahkan, sebab terbungkus oleh daya fikir.
          Kentalnya dialektika, dan perdebatan yang mengadu strategi tak terbantahkan begitu kental di pendengaran sehingga melahirkan suasana meriah.  Tak satupun logika yang tunduk, semuanya tetap dalam komando sejajar, seirama dan satu suara seolah ruang hanya bagi sendiri bukan untuk siapa-siapa. Tak ada batasan persepsi komunal semua memilki hak sama dalam berprespektif.
          Pesona riang begitu menggema gentar serta tegar menggelegar. macam sosok dalam penyaksian, hadir kata bijak namun tak menutup ruang kritis, gertak dengan gelora amarah tak menghabisi bisingnya suasana, tetap demikian lagi-lagi tak mengakhiri gelombang suara bertebaran ditengah ruang. Ribuan kata terlontar, jutaan bahasa menghiasi ruang menghadirkan keindahan, mewujudkan kesejukan yang memberi lamunan panjang dengan penuh kagum. Kesadaran tenggelam terjebak dengan mainan, terlena dengan segala pesona sehingga merasa terina bobokan.
          Lamunan panjang, serta pesona yang sesaat memberi arti kekaguman pada sosoknya. Tiada ruang kritis yang timbul, segalanya terbawa arus oleh suasana hening, ingin merusak lamunan panjang namun hatipun getar, sebab  akan menghidupkan suasana ricuh yang tak bercukupan.    
Akhirnya kata-kata yang tertulis dilembaran selanjutnya diharap mampu menjadi pencerah serta acuan di gerak langkah. Penulis sadar diuraian yang singkat ini tak memberi sesuatu apapun dan tak menghadirkan titik simpul bagi pembaca. Banyal hal yang dicitakan, banyak hal yang dirindukan, banyak hal yang ingin dilahirkan, ada makna dalam kata, dan ada persepsi dalam makna.
Perbedaan itu manusiawi, perbedaan itu rahmat, dan tidaklah manusiawi jika perbedaan lahirkan perpecahan. Bersama hiasi perbedaan dengan keanekaragaman tanpa menyingirkinkan perbedaan yang sesungguhnya. Dalam perbedaan ada kesatuan, kesatuan yang satu yaitu kemerdekaan, kebahagiaan dan ciptaan yaitu sebagai manusia adalah KHOLIFATUL FIL ARD .
SEMOGA KATA LAHIRKAN TINDAKAN
_ BERGERAK & MELANGKAH BERSAMA MENUJU PEMABAHARUAN _
( ONE HEART, ONE ACTION KUNCI MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN)






v  VISI PENDIRI HMI
ð  Gasasan Pembaharuan Pemikiran Islam
o   Pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan islam secara benar dan utuh.

ð  Gagasan Dan Visi Perjuangan Sosial Budaya
o   Mempertahankan RI dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia.

ð  Komitmen Keislaman & Kebangsaan Sebagai Dasar perjuangan  (HMI)
o  Tersurat dalam Tujuan HMI

ð  TUJUAN HMI (PASAL 4 AD HMI)
Ø  Akademis
§  Pendidikan tinggi, pengetahuan luas, rasional, obyektif, kritis.
§  Kemampuan teoritis, analitis.
§  Profesional

Ø  Pencipta
§  Penuh gagasan kemajuan untuk perbaikan dan pemaharuan
§  Independen dan terbuka : kreatif
§  Kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam

Ø  Pengabdi
§  Bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita
§  Ikhlas mengamalkan ilmu
§  Berkarya untuk kepentingan sesama

Ø  Bernafaskan Islam
§  Pola pikir dan pola tindak mencerminkan islam
§  Unity personality sebagai muslim

Ø  Arti Masyarakat Adil Makmur Yang di Ridhoi Allah Swt.
§  Masyarakat yang menjalankan kehidupan selalu berlandaskan atas = asas keadilan = kemakmuran yang berpedoman pada ajaran islam


v  HAKIKAT KEBERADAAN HMI

ð  HMI sebagai organisasi berazaskan islam (Pasal 3 AD HMI)
o   Menghimpun mahasiwa islam
o   Al qur’an dan Al sunnah sebagai sumber, norma, nilai, inpirasi-inspirasi dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi
ð  Independensi HMI (Pasal 6 AD HMI)
o   Independensi Etis adalah :
§  Tunduk dan berorientasi pada kebenaran
o   Independensi organisatoris adalah :
§  pola pikir, pola sikap, dan pola tindak tidek terikat dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi manapun
ð  HMI organisasi mahasiswa (Pasal 7 AD HMI)
o   Mahasiswa :
§  Ciri-cirinya adalah :
-         Ilmiah, Kritis, Analitis, Rasional, Obyektif, dan sistematis.
o   Mahasiswa sebagai inti kekuatan
§  Agent of change, agent social of control : promotor pergerakan indinesia.
o   Dinamika gerakan mahasiswa
§  Mengikuti dinamika perkembangan dan selalu eksis dalam setiap moment kebangsaan = konsisten dan idealisme + sikap hanif.
§  Tujuan HMI yang menetas insan cita
o   Fungsi konstitusi
§  Sebagai arah kebijakan
ð  Fungsi dan peran HMI
o   HMI sebagai organisasi kader ( Pasal 8 AD HMI )
§  Aktifitas = proses kaderisasi = keder muslim intelektuak yang profesional
o   HMI sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI)
§  Selalu berjuang membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual dan profesional = bermanfaat bagi masyarakat dan kepentingan bangsa
o   Totlitas fungsi dan peran sebagai perwujudan tujuan HMI
§  Organisasi kader      
§   insan cita
o   Organisasi perjuangan  
§  masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT

v  LATAR BELAKANG BERDIRINYA HMI

ð  KONDISI ISLAM DI DUNIA
o   Terpurukunya umat islam
o   Terpecah-pecah dan terbelakang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

ð  KONDISI ISLAM DI INDONESIA
o   Kekuatan islam melemah
o   perpecahan akibat aliran dan paham

ð  KONDISI PERGURUAN TINGGI (PT) DAN MAHASISWA ISLAM
o   Berkembangnya sekularisme akibat pengaruh barat
o   Aspirasi mahasiswa islam tidak terakomodir

ð  SAAT BERDIRINYA ISLAM
o   Adanya kesenjangan dan kemujudan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan agama islam
o   Organisasi PMY tidak independen (di pengaruhi oleh partai sosialis dan komunis)
o   5 februari 1947 HMI berdiri sebagai organisasi islam yang independen.

v  DINAMIKA SEJARAH PERJUANGAN HMI DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

ð  HMI dalam perjuangan fisik
o   Membentuk Corp Mahasiswa untuk melawan pemberontakan PKI 48 di madium dan menghadapi agresi militer belanda
ð  HMI dalam masa pertumbuhan dan konsolidasi bangsa
o   Mengglang konsolidasi semua pihak dalam menghadapi ancaman komunis
o   Mengadakan konferensi akbar di kali urang (09-11 april 1955
o   Menghadapi pemilu 55 memilih partai islam
o   Munas ekonomi (62 dijakarta) mengklarifikasi tuduhan HMI anti revolusi
ð  HMI dalam fase pembangunan dan modernisasi bangsa
o   Partisipasi dalam pembangunan (pembentukan situasi dan iklim, pemberian konsep dalam bentuk pelaksanaan,
o   Permasalah inrenal dan eksternal HMI DIPO-HMI MPO 
1.   HMI dalam fase pembangunan dan modernisasi bangsa
o   Reformasi 1998
o   Pemilu 99 menysun UU dll
o  Mengawal proses demokrasi, serta mengusung isu KKN dan kenaikan BBM
o   Perjuangan masih berlanjut................?????????

MISSION
KEUMATAN, KEBANGSAAN, KEMAHASISWAAN

    I.        WAWASAN KE INDONESIAAN
Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan Mempertinggi Derajat Rakyat Indonesia ”
o   Memuat 5 pemikiran :
1.   Aspek Politik yaitu, membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan
2.   Spek Pendidikan yaitu, Mencerdaskan kehidupan bangsa
3.   Aspek Ekonimi yaitu, Menyejahterakan kehidupan rakyat
4.   Aspek Budaya yaitu, Membangun budaya-budaya yang sesuia dengan kepribadian bangsa indonesia
5.   Spek Hukum yaitu, Membangun hukum yang sesui dengan kepentingan seluruh rakyat indonesia

II.        WAWASAN KEISLAMAN
“ Menegakkan dan Mengembangkan Ajaran Islam”
o   Memuat 3 pemikiran :
1.   Pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan benar sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadist
2.   Keharusan pembaharuan dalam pemikiran Islam
3.   Pelaksanaan dan pengembangan dakwah Islam.

III.        WAWASAN KEMAHASISWAAN
HMI adalah Organisasi kemahasiswaan yang berorientasi keilmuan dengan kewajiban menuntut ilmu pengetahuan dan tekhnologi  guna kemajuan bagi terwujudnya intelektual muslim. Pembangunan Indonesia merdeka jauh lebih berat dari pada sekedar merebut kemerdekaan. Kemerdekaan perlu dibina dan dikembangkan cendikiawan yang memiliki pengetahuan luas disegala bidang  dengan dasar iman dan takwa kepada Allah SWT.

Kedudukan Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan
Pendidikan Univrsitas di Indonesia baru dibuka pada tahun 1920, yakni:
§  Tekhnise school(sekolah Tinggi Tehnik) 1920 di Bandung
§  Rech School( Sekolah Tnggi Hukum) 1924 di Batavia
§  Stovia yang namanya di ubah menjadi Geneskandege Hooges School  (Sekolah Tinggi Kedokteran) 1927 di Batavia




STI( sekolah Tinggi Islam) 18 Juli 1945 di jakarta
Pindah di Yogyakarta : Resmi dibuka 10 April 1946 (Hukum,Agama, penidikan an ekonomi)
Lanfran Pane
Pindah AIP                    Akademi ilmu politik                              10 maret 1948 jadi UII
                                    Pada 1948 Jdi UGM, dinegrikan 19 desember 1949 dan AIP
                                                                                                Menjadi Fakulas (HESP)
 








Pentingnya Perguruan Tinggi dan Strategis perguruan tinggi
Badan-badan swasta diYogyakarta 17 februari 1946 Sekolah Tinggi Tehnik Kemudian FH dan fakultas sastra didirikan oleh yayasan balai perguruan tinggi” Gajah Mada” 3 Maret 1946, kemudian klaten dan Solo terdapat fakultas kedokteran, kedokteran gigi, farmasi pertanian dan fakultas kedokteran Hewan pada tahun 1946. Sedangkan di Yogya karta dibentuk  Akademi Ilmu Kepolisian

Sejalan dengan pertumbuhan Perguran Tinggi maupun situasi sosial budaya, politik dan pendidikan Berdirilah Organisasi mahasiswa Lokal :
§  Persatuan Mahasiswa Djakarta( PMD)
§  Himpunan Mahasiswa Djakarta(HMD)
§  Masyarakat Mahasiswa Bogor(MMB)
§  Perhimpunan Mahasiswa Bandung(PMB)
§  Gerakan Mahasiswa Makasar(GMM)
§  Gerakan Mahasiswa Surabaya(GMS)
§  Keenam Organisasi tersebut berasal dari daerah Federal Kedudukan belanda
§  Perhimpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan semula di bogor  kemudian dipindah di Yogyakarta
§  Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta(PMY), Sehingga melahirkan SMI yang berhaluan Komunis dengan anggotanya BPTGM, STT, STI disolo berdiri, shingga tak satupun Oragnisasi mahasiswa yang memberikan pendidikan Islam.

Strategisnya PT dan dunia Mahasiswa dapat dipandang dari sudut
Akademik             :
§  PT mencetak para sarjana, Intelektual dan calon pemimpin Bangsa, calon dosen, guru, praktisi dan calon pejabat.
Kelembagaan        :
§  PT merupakan pusat kebudayaan dan semua pembaharuan dan kemajuan yang terus berkembang dalam masyarakat tanpa berhenti sesaatpun guna memenuhi kebutuhan kontenporer.
§  Kegiatan Intra dan Ekstra kemahasiswaan sesuai dengan kepentingan orientasi dari Organisasi mahasiswa. Artinya, Menguasai PT dan Menguasai Dunia Mahasiswa serta generasi muda akan dapat menguasai masa depan suatu bangsa.

Sebelum HMI berdiri 1947 ada 2 faktor dominan yang sangat mewarnai PT dan Kemahasiswaan, Diantaranya :
§  Sistem Pendidikan Barat        
-          Mengarah pada sekulerisme dengan mengabaikan peran agama dalam aspek kehidupan.
-          Adanya Organisasi berhaluan Komunis dalam konstelasi sosial budaya dan dunia kemahasiswaan menyebabkan :
Timbulnya krisis keseimbangan yang sangat tajam dikalangan perguruan tinggi dan Dunia Kemahasiswaan, yakni tidak adanya keselarasan, keseimbangan antara akal dan Qolb, jasmani dan Rohani, Dunia dan Akhirat,

Maka Berdirilah HMI 1947 sebagai Organisasi Islam Di tengah  PT dan Dunia Kemahasiswaan,
Yaitu fenomena baru dalam kemahasiswaan. BerStatus Organisasi Mahasiswa, yaitu memainkan perannya dalam pembentukan dan pembinaan mahasiswa kelas menengah masyarakat yang tinggal di kota.
Mahasiswa-mahasiswa sebagai calon cendikiawan dan pemimpin masa mendatang  yang sehari-hari bergumul dan akrab dengan ilmu pengetahun dan tenologi sebagai penggerak mahasiswa yang didasari agama Islam dan di bingkai dengan Ideologi Keislaman Dan Keindonesiaan.
    HMI yang berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan organisasi perjuangan yang akan melakukan perubahan terhadap tatanan yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan komtemporer kini dan disini menuju masyarakat indonesia yang bercorak khas indonesia

Hasil Kongres I Hmi Tanggal 30 November 1947 Tentang Usaha
§  Di ikuti 4 cabang        :
ð  yogyakarta-klaten-malang- solo di hadiri 100 orang kader HMI.
§  Agenda                       :        
ð  pengesahan Anggaran Dasar HMI, danAnggaran Rumah Tangga di serahkan kepada PB. Anggaran dasar belum ada mukaddimah, sebagaimana saat ini.
§  Tentang usaha           :
ð  Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam agama islam mahasiswa bagi mahasiswa khususnya dan rakyat pda umumnya
ð  Menghidupkan jiwa islam dalam hati rakyat
ð  Bekerjasama dengan lain-lain golongan dalam mengejar maksud dan tujuan baik dalam maupun luar negeri

Keadaan Dan Kemungkinan Kebudayaan Islam Di Indonesia
Lafran pane Membagi masyarakat islam indonesia kedalam empat golongan
ð  Golongan terpelajar
ð  Golongan alim ulama
ð  Golongan
ð  Golongan awam

Tujuan HMI Yang Di Putuskan Pada Kongres IV HMI “ Di Bandung 09-15 oktober 1955 “
§  Ikut mengusahakan terbentuknya manusia akademis, pencipta,  pengabdi, yang bernafaskan islam
-          Inilah tujuan HMI yang jiwanya hingga sekarang masih terus bertahan dalam formulasi tujuan HMI dari kongres ke kongres.
-          Sebuah tujuan yang menginginkan pembentukan mahasiswa akademis, pencipta, pengabdi, dan bernafaskan islam, mahasiswa menjadi manusia seutuhnya (insan kamil)
-          Inilah salah satu landasan manjadi dalam pembentukan intelektual – intelektual muslim melalui perkaderan HMI

Tujuan HMI Yang Di Putuskan Pada Kongres VIII HMI Di Solo 10-17 September 1966 Menetapkan HMI Dengan Redaksi Sebagai Berikut :
§  Membina insan akademis, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan islam menuju terwujudnya masyarakat adil mkmur yang diridhoi Allah Swt.
-          Tujuan ini melengkapi tujuan yang diputuskan pad kongres IV HMI dibandung pada tanggal 09-15 okteber 1955 dengan perubhan kata “ Ikut Mengusahakan Terbentuknya Manusia Akademis “ Membina Akademis” Kemudian Pada Bagian Akhir Di Tegaskan Visi Perjuangan HMI “ menuju terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah Swt”
o   84 cabang dari 90 cabang HMI di seluruh indonesia
Rumusan tujuan HMI yang diputuskan pada kongres IX HMI “Malang 03 – 10  Mei 1969 sampai sekarang ”

“Terbinanya insan akdemis pencipta, pengbdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”

IV.        PENGERTIAN KADER
v  Kader memiliki fungsi tersendiri yaitu :
§  tenaga penggerak orgnisasi calom pemimpin dan sebagai benteng organisasi
ð  Secara kualitatif        : kader memilikimutu
                                                    : kesanggupan kerja
§  Kader adalah                       :
ð  tenaga penggerak organisasi yang memahami sepenuhnya dasar idiologi perjuangan.

v  Kongres VIII 1966 merumuskan pengertian:
§  Kader                                  :
ð  adalah Cita-cita HMI masa kini dan yang akan datang dan tetap berorientasi kepada azas dan syariat Islam. Definisi dan pengertian ini setidaknya terdapat 3 ciri yang beritegrasi dalam diri seorang kader.
§  Seorang Kader           adalah         :
ð  bergerak dan terbentuk dalam organisasi. Kader Mengenal aturan main Organisasi sesuai dengan ketentuan yang ada. NDP dalam pemahaman yang integralistik dengan Pancasila dan UUD 1945, dari segi operasionalisasi 0rganisasi berpegang dan mematuhi AD/ART HMI, pedoman perkaderan dll.
§  Seorang kader memiliki      :
ð  Komitmen yang tinggi secara terus menerus, konsisten dalam pejuangan dan melaksanakan kebenaran.
ð  Bakat dan kualitas sebagai tulang punggung yang mampu menyangga kesatuan dan kumpulan  manusia yang lebih besar.
ð  Kader HMI adalah anggota HMI yang telah menjalani proses perkaderan sehingga memiliki ciri kader dengan integritas kepribadian yang utuh, beriman, berilmu dan beramal. Salah sehingga siap mengemban tugas dan amanah dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

v  Arah Perkaderan
HMI adalah Oragnisasi Kader, maka seluruh aktifitas harus dapat memberi kesempatan berkembang bagi kualitas-kualitas pribadi anggotanya.
Kader HMI yang Human Material yang dihadapi HMI untuk dibina dan dikembangkan menjadi kader HMI yang memiliki kualitas-kualitassebagai berikut.
§  Mahasiswa       :
ð  Mereka yan telah menvapai pendidikan tingkat intelektual tertentu calon sarjana dan potensial menjadi intelegensia.

§  Kader               :
ð  Mereka yang memiliki kesediaan untuk berlatih dan mengembangan kualitas-kualitas pribadinya guna menyongsong tugas masa depan umat dan bangsa indonesia.
§  Pejuang            :
ð  Mereka yang ikhlas, bersedia dan berkorban guna mncapai cita-cita umat Islam dan bangsa Indonesia pada waktu sekarang dan yang akan datang.

Kegiatan HMI adalah merupakan pendidikan kader dengan sasaran anggota HMI dalam hal
§  Watak dan Kepribadian
ð  Dengan memberi kesadaran bagaimana akhlak dan watak itu bertaut harus menjelmakan Individu yang beriaman, berakhlak luhur, memiliki watak yang otentik serta memiliki pengabdian dalam arti yang paling hakiki.
§  Kemampuan Ilmiahnya
ð  Dengan membina seseorang hingga memiliki pengetshusn serta kecerdasan dan bijaksana.
§  Keterampilan
ð  Kepandaian menjelmakan ide dan pikiran dalam praktik.
Dengan terbinanya tiga sasaran tersebut maka terbinalah insan cita HMI yang :
ð  Beriman
ð  Berilmu
ð  Beramal :
Tujuan HMI telah memberikan gambaran tentanginsan cita.
Untuk terbinanya insan yang berkualitas lima tersebut sebagai tujuan arah perkaderan HMI dapat dikelompokkan kedalam dua macam kegiatan yaitu :
ð  Kegiatan kampus/perguruan tinggi (PT)
ð  Kegiatan non kampus
v  Wujud Profil Kader Yang Dinginkan
Membentuk kader yang ideal, yaitu Muslim intelektual profesional tiga aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan kederisasi yaitu
ð  Pembentukan integritas watak dan kepribadian
ð  pengembangan kualitas, intelektualitas atau kemampuan ilmiahnya
ð  Harus terintegritas secara utuh.
Profil kader HMI adalah seperti tergambar dalam tujuan HMI yaitu lima kualitas insan cita ada dalam tafsit tujuah HMI. Lima kualitas insan cita mengandung 17 indikator.

Lima kualitas insan cita HMI sebagai kelompok intelegensia atau intelektual kader HMI dapat digambarkan dengan tipe sebagai berikut
ð  Tipe konseptor
ð  Solidarity maker
ð  Tipe problem solving
ð  Administrator atau pelaksana
ð  Tipe kenegarawanan
Tujuan HMI merupakan cita-cita yang dan idealisme yang harus dicapai sehingga seluruh gerak langkah organisasi diarahkan guna tercapainya tujuan HMI.

Untuk menggambarkan pembentukan intelektual muslim dengan pejelasan sebagai berikut:
v  Dengan melihat tujuan HMI
ð  Terbinanya insan akdemis pencipta, pengbdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.  

v  Tafsir tujuan HMI
ð  Memiliki lima kulitas insan cita
ð  Melahirkan kader muslim intelektual profesional, tiga aspek yang ditekankandalam usaha pelakasanaan kederisasi yaitu :
ü  Integritas watak dan kepribadian
ü  Pengembanan kualitas intelektualitas atau kemampuan ilmiahnya.
ü  Pengembangan kemampuan profesional atau keterampilan

v  Kualitas insan cita ( 17 indikator )
ð  Kualitas insan akademis
§  Berpengetahuan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, krotis.
§  Mengetahui atau memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiaka. Dia selalu malakukan dan mengahadapi suasana sekeliling dengan kesadaran
§  Sanggup berdiri dengan ilmu pengetahu sesuai dengan ilmu pengetahuan pilihannya, baik secara teoritis maupun teknis dan sanggup bkerja secara ilmiah
ð  Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
§  Mampu melihat kemungkinan-kemungkinan yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk baru
§  Bersikap independen dan terbuka, tidak isolatif
§  Mampu melaksanakan kerja kemanusiaan dengan disemangati ajaran islam
ð  Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi
§  Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak
§  Sada embawa tugas insn pengabdi
§  Kualitas Insan akademis, pencipta, pengabdi adalah sungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkannya
ð  Kualitas insan yang bernafaskan islam : insan akdemis, insan pencipta dan pengabdi yang bernafaskan islam
§  Islam yang menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola laku tanpa merk islam. Islam akan jadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal islam. Dengan demikian, islam telah menapasi dan menjiwai karyanya.
§  Ajaran islam telah berhasil membentuk unity personality  dalam dirinya. Napas islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personlity, tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Insan ini telah mengintegrasi masalah suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa ke dalam suksenya perjuangan umat islam indonesia dn sebaliknya
ð  Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil-makmur diridhoi Allah Swt :
§  Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernapaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil-makmur diridhoi Allah Swt.
§  Berwatak sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral
§  Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis
§  Rasa tanggung jawab, kepada Allah Swt, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dirididhoi Allah Swt.
§  Korektif terhadap setiap langkah yang berlwanan dengan usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
§  Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “Khalifatul Fil Ard” yang harus melaksanakn tugas kemanusiaan.
V.        KUALIFIKASI KADER HMI
§  Kader HMI merupakan hamba Allah yang juhud dan tawadhu’, taat beribadah sehingga berpengaruh dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara.
§  Sebagai pemuda, keder HMI memiliki sifat kejuangan yang senantiasa peka dan militan menjawab kehidupan lingkungan sekitar, sehigga mampu tampil dalam usaha “amar ma’ruf nahi mungkar”
§  Sebagai mahasiswa, kader HMI adalah seorang yang berpendidikan tinggi, tekun belajar, sehingga dapat mengembangkan kemammpuan ilmiahnya
§  Sebagai warga masyarakat keder HMI adalah seorang warga negara yang memiliki akhlakul karimah
§  Sebagai pemimpin, kader HMI adalah seorang yang bersifat amanah, adil, benar, jujur, tanpa pamrih serta penyeru, pengayom, penyantun, cerdas, berilmu, dan terampil
v  Potensi Kader Dan Profil Kader HMI
Potensi kader dan profil kader HMI adalah : seorang pemuda, sebagai mahasiswa, sebagai calon sarjana, sebagai pemilar atau intelektual dena sebagai calon pemimpin bangsa.
v  Anggota HMI
Anggota HMI : Adalah moral atau kekuatan mora, yang mempunyai kemampuan untuk melakukan “MA’RUF NAHI MUNGKAR” guna menciptakan lingkungan yang sesuai ajaran islam dan tuntutan moral.                  
MEMBANGUN KEMBALI PROSES DINAMIKA INTERNAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG SAUKOHARJO
-         Jangkan panjang dan jangka pendek
LANGKAH INTERNAL YANG MENJADI SKALA PRIORITAS
ð  Memantau kembali perkembangan kader
-         Secara keseluruhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Adalah :
§  Telahmengikuti Latihan Kader (LKI) atau  Basic Training (BASTRA) 
ð  Klasifikasi
-         Kader progresif
-         Kader progresif formal
-         Kader non progresif

1.   Kader progresif :
-         Berperan aktif melakukan control serta kontinyu mengikuti perkembangan Internal dan Eksternal Organisasi
2.   Kader progresif formal adalah :
-         Selain aktif mengikuti perkembangan internal dan eksternal organisasi, secara individu melibatkan dalam strukturo rganisasi
3.   Kader non progresif adalah :
-         Secara formal terdaftar sebagai anggota, tetapi tidak mengikuti perkembangan organisasi.

ð  Formulasi mengelola pengurus :
-         Jumlah personal pengurus komisariat dimasing-masing Komisariat
§  Keterangan           :
o   Memastikan jumlah pengurus aktif
-         Pengurus
ð  Presidium
ð  Harian
                                      Catatan1 :
-         Intensitas personal pengurus prisidium mengikuti rapat prisidium
-         Intensitas personal pengurus mengikuti rapat harian
-         Rapat bidang di internal
-         Rapat pimpinan komisariat
-         Rapat koordinasi bidang
Catatan2 :
-         Mengadakan kajian internal masing-masing bidang
-         Mengahdiri kajian yang dilakukan diluar komisariat yang bersangkutan
Catatan3 :
-         Memantau perkembangan kader secara kontinyu secara fisik dan non fisik
-         Melakukan pemantauan secara berkala apa yang menjadi kebutuhan kader
-         Memantau perkembangan kader dalam mengikuti aktifita sorganisasi ” kajian ” baik yang dilakukan oleh yang bersangkutan atau bukan
§  output :
v  jumlah kader progresif
v  melahirkan kader progresif           
(PENANGGUNG JAWAB KABID PA)
ð  Pendalaman
§  Pemhaman NDP secara keseluruhan
§  Pemahaman KONSTITUSI
§  Pemahaman SEJARAH
§  Pemahaman MOK
§  Pemahaman kualitas INSAN CITA
ð  Pemahaman kader tentang Mission
§  Kebangsaan
§  Keislaman
§  Kemahasiswaan
ð  Pemahaman tentang tujuan Himpunan Mahasiswa Islam
§  Terbinanya Insan Akademis Pencipta Pengabdi Yang Bernafaskan Isl;Am Dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang di Ridhoi Allah SWT.
Catatan 4 :
-         Wajib bagi seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Sukoharjo mengafal tujuan sacara tektual
-         Selayaknya kader Himpunan Mahasiswa Islam Memahami secara umum tujuan, sehingga melahirkan kader yang kompetibel – profesional untuk mengukuhkan Kulitas Insan Cita
-         Tujuan bertekad melahirkan kualitas insan cita demi percepatan akselerasi perkaderan yang integral
-         Untuk pencapaian target, dibutuhkan dasar intelektual dan nilai spiritual
-         Konsep ini mengarahkan kita dapat berperan aktif dalam pengembangan diri secara khusus masyarakat secara umum.
Dari penjalasan diatas diharapkan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukoharjo mampu mewujudkan dan melahirkan kader berbasis INTELEKTUAL sesuai cita HMI yang di topang KESADARAN INDIVIDU,serta dapat menjiwai empat aspek di bawah.
§  Komitmen   =        terhadap perkaderan     
§  Loyalitas     =        terhadap himpunan
§  Solidaritas =        terhadap keder himpunan
§  Mentalitas   =        melahirkan regenerasi tangguh 
ð  Komitmen, Loyalitas, Solidaritas, Mentalitasharus tertanam dalam jiwa masing-masing kader,
ð  Komitmen, Loyalitas, Solidaritas, Mentalitas yang melahirkan dinamika organisasi.

















STRUKTURAL
Ü  Komisariat
ð  Lukman Al-Hakim (LH)
ð  Walisongo (W9)
ð  Umar Bin Khattab (UBK)
ð  Ahmad Dahlan II (ADII)
ð  Ahmad Dahlan DI)
Ü  Pemetaan
ð  Kader structural
ð  Kader non structural
-          Jumlah kader aktif struktural
Ü  Langkah 
ð  Melakukan pendataan kader aktif structural di lima komisariat
ð  Mengadakan pertemuan dengan kader structural
ð  Meminta kepastian kader atas keterlibatan mereka di struktural
Catatan : 1.
                   Klasifikasi keder  Structural
ð  Wacana
ü  Local (kampus)/daerah
ü  Nasional
ð  Kemahasiswaan
ü  Sejarah pergerakan mahasiswaan
ð  Geopolkam
ü  Geografi politik kampus
ð  Stratak
ü  Strategi taktik
ð  Teori mobilisasi
ü  Advocator
ü  Mobilisator
ü  Orator 
ü  Pendampingan masyarakat
o   Kampus
o   Daerah
                             Catatan : 2.
1.   Bagi kader yang melibatkan diri intra kampus harus melalui tahap ferifikasi
2.   Setiap kader wajib mamahami secara umum klasifikasi sesuai yang tercantum
3.   Kader yang telah memasuki intra memiliki tanggung jawab kepada komisariat yang merekomendasikan.

                             Catatan : 3.
1.   Bagi kader yang terlanjur masuk di intra harus menyataka kesiapan secara tertulis
2.   Kader aktif untuk  sementara mengikuti follow up selama tiga bulan yang di fasilitasi oleh pengurus cabang

ð  Proses awal menuju dinamika kohati 
§  Pendataan kader kohati sesukoharjo
§  Memetakan kader kohati aktif
§  Segera melakakan konsolidasi internal guna masimalisasi kader kohati
§  Meminya delegasi setiap komisariat guna pembekalan menuju persiapan pembentukan lembaga kohati sukoharjo
§  Melakukan training / follow up kepada keder kohato sukoharjo
§  Pembekalan konstitusi konhati
§  Aktifitas training  / follow diberlakukan untuk keder yang didelegasikan oleh pengurus komisariat dan berjalan selama tiga bulan

ð  Proses awal menuju dinamika kohati 
§  Menemui guru – guru sekolah dan meminta pendapat akan pendirian kelompok pelajar sukoharjo
§  Merelee kembali sekolah yang siap bekerja sama kepada himpunan
§  Segera melakukan silaturahmi ke osis-osis demi pembumian cita
§  Segera membangun komunukasi dari satu osis ke osi yang lain
§  Tawan humpunan adalah melahirkan kelompok pelajar (persatuan pelajar islam sukoharjo) dan lain-lain.

 Oleh: Rakanha (AM. Abdul Rauf Arham)