Ketika kita mendengar sosok Habil dan
Qabil tentunya sudah tak asing lagi ditelinga kita, ya benar, keduanya
merupakan anak-anak dari Adam. Apakah benar kedua sosok tersebut yang memulai
peperangan dimuka bumi ini ?? Apa yang menyebabkan mereka saling berperang
hingga akhirnya terjadi pertumpahan darah pertama kali dimuka bumi ini?? Apakah
manusia saat ini mewakili “zaman” Habil
atau Qabil??. Pertanyaan-pertanyaan ini nantinya akan kita kupas lebih lanjut
dalam tulisan ini.
Tentu setidaknya kita sudah
mengetahui siapa itu habil dan Qabil, baik itu dari buku dongeng para nabi
ketika kita masih kecil mapun dari yang lainnya. Pembahasan dalam tulisan ini
tidak hanya menceritakan siapa keduanya saja akan tetapi mencoba menelusuri
lebih dalam maknanya dalam hubungan dengan arti sejarah. Jika ditafsirkan
secara simbolis cerita-cerita tersebut dapat menguak makna yang sangat
dalam di dalam antropologi dan sejarah.
Awal terjadinya peperangan dalam
manusia.....
Habil dan Qabil keduanya adalah anak
adam. Apa yang terjadi diantara keduanya merupakan suatu cerita penting yang
mengandung arti simbolik mendalam tentang awal sejarah manusia. Tentu kita
masih ingat tentang pertunangan keduanya oleh ayahnya (Adam), mereka
dipertunangkan dengan saudara perempuan mereka masing-masing.Tetapi Qabil tidak
puas, ia lebih memilih saudara perempuan yang telah diperuntukkan bagi Habil,
daripada tungannya sendiri. Ketidakpuasannya berlanjut sampai pemberontakan dan
peperangan. Dengan demikian mulailah perang antara kedua manusia tersebut di
muka bumi ini.
Dari perang hingga akhirnya
pembunuhan.........
Setelah peristiwa pertunangan
tersebut yang mana Qabil tidak menerima dengan keputusan saudara perempuan yang
menjadi jodohnya, sampai terjadi perdebatan diantara keduanya,hingga kemudian
mengadulah mereka kepada Adam. Sampai akhirnya adam memberikan usulan kepada mereka
untuk mempersembahkan pengorbanan. Barang siapa yang diterima pengorbanannannya
maka dialah yang berhak mendapatkan perempuan yang diperebutkannya.
Habil mempersembahkan seekor Onta
muda yang gemuk, hewan yang paling terbaik diantara ternaknya. Sedangkan Qabil
mempersembahkan seonggok gandum yang telah layu dan tanpa isi. Dari pengorbanan
mereka, pengorbanan Habillah yang diterima. Hal itu membuat Qabil semakin geram
dan marah, hingga akhirnya Qabil membunuh saudaranya sendiri. Dengan demikian
mulailah pembunuhan dan pertumpahan darah manusia pertama kali dimuka bumi ini.
Sebuah makna dalam Onta dan gandum.............
Seperti telah kita ketahui diatas dalam
persembahan pengorbanan diantara mereka berdua, Habil yang mempersembahkan onta
dan Qabil mempersembahkan gandum. Dari persembahan keduanya sangatlah jelas,
pekerjaan habil adalah seorang penggembala dan Qabil adalah seorang Petani.
Kemudian ada apa dengan pekerjaan mereka berdua, apakah ada yang
dipermasalahkan???
Habil nampaknya mewakili tahap sejarah
ketika eksistensi manusia tergantung pada alam, berburu, mecari ikan, dan
menjinakkaan binatang buas. Sebaliknya Qabil mewakili zaman pemilikan pribadi
dan tahap pertanian ketika sumber-sumber produksi dimonopoli oleh penguasa.
Perlu kita ketahui bersama bahwa zaman pertama kehidupan adalah zaman
pastoralisme(Penggembalaaan), zaman berburu dan mencari ikan. Pada zaman ini
tidak ada penguasaan tunggal terhadap alam. Karena alam merupakan tempat
terbuka penuh dengan karunia dan kekayaan yang tersedia untuk semua manusia
yang sama-sama memilki hak menikmatinya. Inilah zaman Habil..
Sebaliknya, Qabil mewakili periode sejarah
dimana alam, tanah tuhan, dimilki dan dinamakan dengan nama pemiliknya. Kemudian
dalam rangka menambah milik pribadinya, manusia kemudian memperlemah dan
merampas manusia-manusia lain sehingga mereka dapat dijadikan hamba dan budak.
Karena manusia ingin memilki alam, masyarakat manusia terbagi menjadi dua yaitu
tuan dan budak, antara penguasa dan yang dikuasai, antara penindas dan yang
tertindas, antara pembunuh dan yang jadi korban.
Nampaknya kita mewarisi zaman Qabil, zaman
dimana manusia saling mempertahankan kepemilikan pribadinya bahkan menambah
kepemilkannya itu, hingga menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan
keinginanya tersebut. Sudah menjadi sesuatu hal yang wajar diantara manusia
saling membunuh hanya untuk mendapatkan masing-masing keinginnanya tersebut.
Yang menang yang menjadi tuan dan yang kalah menjadi budak. Apabila sudah
seperti ini bagaimana kita berbicara tentang persaudaraan dan kesatuan umat
manusia. Yang ada hanyalah kerakusan, ketamakan. serta penindasan.
Oleh :
Taufiqurrahmat Putra Tamtama
Kabid. Pembinaan,Penelitian dan Pengembangan Anggota
Kom.AD 1 2012
Referensi :
-
Ali Shariati. 1994.
Tugas Cendekiawan Muslim. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar