Welcom to...........

HMI Komisariat Ahmad Dahlan I (ADI)

Sabtu, 01 Desember 2012

Habil dan Qabil Sebagai Simbol Permulaaan Sejarah Manusia


 
Ketika kita mendengar sosok Habil dan Qabil tentunya sudah tak asing lagi ditelinga kita, ya benar, keduanya merupakan anak-anak dari Adam. Apakah benar kedua sosok tersebut yang memulai peperangan dimuka bumi ini ?? Apa yang menyebabkan mereka saling berperang hingga akhirnya terjadi pertumpahan darah pertama kali dimuka bumi ini?? Apakah manusia saat ini mewakili “zaman”  Habil atau Qabil??. Pertanyaan-pertanyaan ini nantinya akan kita kupas lebih lanjut dalam tulisan ini.
            Tentu setidaknya kita sudah mengetahui siapa itu habil dan Qabil, baik itu dari buku dongeng para nabi ketika kita masih kecil mapun dari yang lainnya. Pembahasan dalam tulisan ini tidak hanya menceritakan siapa keduanya saja akan tetapi mencoba menelusuri lebih dalam maknanya dalam hubungan dengan arti sejarah. Jika ditafsirkan secara simbolis cerita-cerita tersebut dapat menguak makna yang sangat dalam  di dalam antropologi dan sejarah.
            Awal terjadinya peperangan dalam manusia.....
            Habil dan Qabil keduanya adalah anak adam. Apa yang terjadi diantara keduanya merupakan suatu cerita penting yang mengandung arti simbolik mendalam tentang awal sejarah manusia. Tentu kita masih ingat tentang pertunangan keduanya oleh ayahnya (Adam), mereka dipertunangkan dengan saudara perempuan mereka masing-masing.Tetapi Qabil tidak puas, ia lebih memilih saudara perempuan yang telah diperuntukkan bagi Habil, daripada tungannya sendiri. Ketidakpuasannya berlanjut sampai pemberontakan dan peperangan. Dengan demikian mulailah perang antara kedua manusia tersebut di muka bumi ini.
            Dari perang hingga akhirnya pembunuhan.........
            Setelah peristiwa pertunangan tersebut yang mana Qabil tidak menerima dengan keputusan saudara perempuan yang menjadi jodohnya, sampai terjadi perdebatan diantara keduanya,hingga kemudian mengadulah mereka kepada Adam. Sampai akhirnya adam memberikan usulan kepada mereka untuk mempersembahkan pengorbanan. Barang siapa yang diterima pengorbanannannya maka dialah yang berhak mendapatkan perempuan yang diperebutkannya.
            Habil mempersembahkan seekor Onta muda yang gemuk, hewan yang paling terbaik diantara ternaknya. Sedangkan Qabil mempersembahkan seonggok gandum yang telah layu dan tanpa isi. Dari pengorbanan mereka, pengorbanan Habillah yang diterima. Hal itu membuat Qabil semakin geram dan marah, hingga akhirnya Qabil membunuh saudaranya sendiri. Dengan demikian mulailah pembunuhan dan pertumpahan darah manusia pertama kali dimuka bumi ini.
Sebuah makna dalam Onta dan gandum.............
Seperti telah kita ketahui diatas dalam persembahan pengorbanan diantara mereka berdua, Habil yang mempersembahkan onta dan Qabil mempersembahkan gandum. Dari persembahan keduanya sangatlah jelas, pekerjaan habil adalah seorang penggembala dan Qabil adalah seorang Petani. Kemudian ada apa dengan pekerjaan mereka berdua, apakah ada yang dipermasalahkan???
Habil nampaknya mewakili tahap sejarah ketika eksistensi manusia tergantung pada alam, berburu, mecari ikan, dan menjinakkaan binatang buas. Sebaliknya Qabil mewakili zaman pemilikan pribadi dan tahap pertanian ketika sumber-sumber produksi dimonopoli oleh penguasa. Perlu kita ketahui bersama bahwa zaman pertama kehidupan adalah zaman pastoralisme(Penggembalaaan), zaman berburu dan mencari ikan. Pada zaman ini tidak ada penguasaan tunggal terhadap alam. Karena alam merupakan tempat terbuka penuh dengan karunia dan kekayaan yang tersedia untuk semua manusia yang sama-sama memilki hak menikmatinya. Inilah zaman Habil..
Sebaliknya, Qabil mewakili periode sejarah dimana alam, tanah tuhan, dimilki dan dinamakan dengan nama pemiliknya. Kemudian dalam rangka menambah milik pribadinya, manusia kemudian memperlemah dan merampas manusia-manusia lain sehingga mereka dapat dijadikan hamba dan budak. Karena manusia ingin memilki alam, masyarakat manusia terbagi menjadi dua yaitu tuan dan budak, antara penguasa dan yang dikuasai, antara penindas dan yang tertindas, antara pembunuh dan yang jadi korban.
Nampaknya kita mewarisi zaman Qabil, zaman dimana manusia saling mempertahankan kepemilikan pribadinya bahkan menambah kepemilkannya itu, hingga menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan keinginanya tersebut. Sudah menjadi sesuatu hal yang wajar diantara manusia saling membunuh hanya untuk mendapatkan masing-masing keinginnanya tersebut. Yang menang yang menjadi tuan dan yang kalah menjadi budak. Apabila sudah seperti ini bagaimana kita berbicara tentang persaudaraan dan kesatuan umat manusia. Yang ada hanyalah kerakusan, ketamakan. serta penindasan.


Oleh    : Taufiqurrahmat Putra Tamtama
Kabid. Pembinaan,Penelitian dan Pengembangan Anggota Kom.AD 1 2012

            Referensi         :
-          Ali Shariati. 1994. Tugas Cendekiawan Muslim. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar