Welcom to...........

HMI Komisariat Ahmad Dahlan I (ADI)

Sabtu, 07 Januari 2012

PRA WACANA 'Sekedar Mengetuk Hati"


Pada dasarnya manusia hadir berharap memberi kebahagiaan bagi diri serta manusia lainnya. Rasa ego dan sebaliknya kalau dapat menyatu dalam diri manusia akan melahirkan keseimbangan. Terkadang keseimbangan terasa  amat sulit menjadi satu, lebih menonjol sisi negatifnya pada akhirnya berdampak  corak hidup yang cenderung pada individual. Mengejar hidup yang mengarah pada sisi individual tidak memberi ruang bagi manusia untuk berkata salah, sebab itu bagian tujuan hidup manusia. Sebagai mahluk sosial yang memiliki kepekaan terhadap manusia lainnya tidak layak bagi dirinya untuk terus berbicara tentang kepentingan diri, namun kita harus dipaksa untuk berbicara tentang manusia lainnya, yang saya maksud adalah manusia itu harus memiliki kepekaan tentang kehidupan orang lainnya.
 Saya mengajak kawan-kawan membuka mata lebar-lebar melihat sekeliling kita, apakah kehidupan mereka sama seperti kita atau sebaliknya? Kehidupan kita sekarang sangat layak dibanding yang di luar. Derasnya arus globalisasi memaksa kita menjauh dari kehidupan sosial serta memangkas jiwa solidaritas yang sengaja dirancang oleh system rekayasa yang melahirkan kebenaran semu. Kebenaran sosial hari ini menjadi kontroversi yang berdampak pada lahirnya sekte, perbedaan, perpecahan yang berdampak pada hilangnya satu kesatuan diri sendiri dan orang lain dapat yang berimbas pada hasrat yang tak terkontrol sebab terkuasai oleh nafsu yang tak  bersandar pada kebenaran mutlak namun pada kebenaran semu. Kebenaran semu inilah yang dijadikan sebagai standar kebenaran mutlak yang mana itu terlahir dari sebuah rekayasa demi  mengukuhkan kekuasaan. Tidaklah salah kalau negara kita hari ini belum menemukan titik temu penyatuan sebab bukan dari sumber kebenaran mutlak namun sebaliknya. Dari tahun-ketahun kita mendapat sejarah yang memiliki banyak kontroversi yang tak berujung dan berakhir dengan sejarah baru,  penuh perdebatan dan tidak bertemu pada satu titik yang kita harap. Sejarah yang sesungguhnya kini tak lagi terangkum dalam lembaran, namun yang nampak hari ini hanya sejarah yang tak bernilai . Apakah hari ini kita mengetahui sejarah yang sesungguhnya?  Kalau  belum terjawab maka tidak heran hari ini manusia belum berjalan sesuai rulenya. Sampai kapan kondisi ini terjadi ditambah lagi generasi-generasi abad 21 yang hanya mejadi korban rekayasa. Mereka bangkit bukan untuk kepetingan orang lain, namun hanya dirinya sendiri, tantangan hari ini lebih berat dari generasi sebelumnya. Kita sekarang tidak bisa berharap pada apapun, namun harapan itu ada pada diri kawan-kawan semua. Saatnya kita membuka seluas-luasnya pandangan untuk mencari kebenaran sebab kita hari ini memiliki keyakinan akan menemukan kebenaran yang standar pada nilai sesugguhnya. 
Harapan kita, semoga kita lahir bukan sebaga generasi yang tertutup, semoga kita besar dengan jiwa solidaritas, bukan generasi yang mengedepankan individual. Mari membuka serta mengetuk hati untuk berbicara sosial, pikiran kita yang tercurah dalam benak menjadi benih bahwa kita semua adalah generasi pembaharu bukan generasi kolot yang cenderung pada  
kekuasaan individu atau kelompok. Kalau saja hari ini kita telah membuka pandangan kita jauh kedepan mungkin kita akan sadar banyak hal, namun banyak dari kita belum mau membuka diri untuk membuka pintu kesamaan yang menyatukan perbedaan, terus larut dalam satu pandangan mengarah pada satu sekte dan terangkum menjadi generasi konservatif, mari  Sejenak menyingkir dari satu pandangan menerima segala pandangan untuk menampung segala perbedaan.
SAATNYA HADIR MEMBERI, MESKI HANYA SETITIK.

Oleh: Rakanha Rauf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar